Kamis, 19 Maret 2015

Teks Review Film (Tanah Surga... Katanya)

Hilangnya Rasa Cinta Tanah Air

Judul : Tanah Surga... Katanya
Sutradara : Herwin Novianto
Tahun : 2012
Genre : Drama
Durasi : 90 menit
Pemeran : Aji Santosa
                 Fuad Idris
                 Ence Bagus
                 Astri Nudrin
                 Ringgo Agus Rahman
                 Hengky Solaiman
Penulis : Danial Rifki
Produser : Deddy Mizwar
                 Gatot Brajamusti
                 Bustal Nawawi






         Film "Tanah Surga.. Katanya" adalah film yang mengisahkan tentang bagaimana hilangnya rasa cinta akan negara kita, Negara Indonesia. Film yang diproduseri oleh Deddy Mizwar dkk ini mendapatkan beberapa penghargaan dari Festival Film Indonesia 2012, Kategori yang yang berhasil didapatkan film ini antara lain, sutradara terbaik, tata artistik terbaik, tata musik terbaik, dan cerita asli terbaik. Latar tempat film juga membuat penonton merasakan karena pengambilan film yang langsung diperbatasan indonesia dan malaysia (Kalimantan Barat, perbatasan Malaysia Serawak - Kalimantan Barat).

         Film ini menceritakan tentang rasa cinta seorang kakek terhadap indonesia. kakek yang memiliki dua orang cucu yang bernama Salman dan Salina ini adalah seorang mantan sukarelawan Konfrontasi Indonesia Malaysia tahun 1965.Salman adalah anak yang masih duduk dibangku kelas empat disekolah dasar, sedangkan salina adiknya kelas tiga. Fasilitas sekolah di wilayah perbatasan ini sangat jauh dari kata standar, karena hanya memiliki satu guru dan satu ruang kelas yang dibagi menjadi dua. Sedangkan Ayah Salman, dia tinggal di negri Malaysia. Dia tinggal disana untuk berkerja, dan menikah dengan perempuan malaysia. Ayah Salman ingin mengajak kakek dan kedua anaknya untuk tinggal di malaysia, tetapi kakek Salman tidak mau. Karena kakeknya tidak ingin pindah ke malaysia, Salman memilih untuk tinggal bersama kakeknya.


         Tak lama setelah pindahnya Salina dan ayahnya, datanglah dokter yang ditugaskan menggantikan dokter yang sebelumnya karena meninggal dunia. Hal ini sangat kebetulan, sebab kondisi kesehatan kakek Salman yang sangat buruk. Setelah beberapa kali pemeriksaan, dokter mengatakan bahwa kakek Salman harus dibawa kerumah sakit, sedangkan diperlukan uang yang cukup banyak untuk membawa kakek kerumah sakit di kota dan untuk membayar obat-obatan. Hal ini yang memaksa Salman untuk berkerja keras diusianya yang masih muda, bahkan dia memutuskan untuk bolos sekolah beberapa kali untuk bekerja. 

         Saat uang yang telah dikumpulkan Salman sudah terkumpul cukup banyak, disaat itulah kondisi kakeknya semakin parah, akhir dokter dan Salman membawa kakeknya ke rumah sakit yang jauh menggunakan perahu bermesin satu. Ditengah perjalanan mesin kapal rusak dan terpaksa harus didayung, sedangkan kondisi kakek Salman sudah sangat buruk. Tak lama kemudian, kakek Salman pun tak bisa bertahan dan akhirnya dia meninggal dunia ditengah sungai di negri yang dia cintai. Salman memberitahukan ayahnya yang ada dimalaysia yang pada waktu sedang mendukung tim kesebelasan malaysia melawan tim sepak bola indonesia, ayahnya pun sangat sedih dan tidak bisa berkata apa-apa. 

         Menurut saya, film ini kurang menonjolkan suatu konflik yang bisa dibilang konflik utama, karena saya tidak mendapat konflik yang menonjol. Tetapi disisi lain film ini sangatlah bagus dalam segi artistiknya, karena pengambilan gambar yang sangat natural dan benar-benar mencerminkan kesusahan warga negara indonesia yang tinggal di wilayah perbatasan indonesia malaysia. selain itu film ini menggambarkan seorang pejuang indonesia yang sangat mencintai negaranya, yang bisa kita ambil nilai positifnya.

        Ada banyak nilai moral yang bisa kita ambil dari film ini. Salah satunya rasa cinta tanah air yang sangat mendalam, kita harus mencintai tanah kelahiran kita, tanah yang sudah membesarkan kita, karena rasa cinta tanah airlah yan bisa memajukan Indonesia. Selain rasa cinta tanah air, janganlah kita melupakan rasa kesatuan dan persatuan Indonesia, kita tidak boleh melupakan saudara kita yang tinggal wilayah perbatasan. Kita harus menjamah mereka, dan mengulurkan tangan untuk menolong mereka. Karena kita adalah Bangsa Indonesia.  MERDEKA!!!

Selasa, 03 Maret 2015

Teks Review Film (Tenggelamnya Kapal Van der Wijck)

Cinta yang Terhalang Adat













Judul : Tenggelamnya Kapal Van der Wijck

Genre : Drama Romantis

Sutradara : Sunil Soraya

Tahun : 2013

Durasi : 165 menit

Bintang : PevitaPearce sebagai "Rangkayo" Hayati                                                                               Herjunot Ali sebagai Zainuddin             
               Reza Rahadian 
sebagai Aziz             
               Randy Danistha 
sebagai Muluk

    

      Film yang berjudul "Tenggelamnya Kapal Van der Wijck" ini adalah film drama romantis yang disutradarai oleh Sunil Soraya. Film ini diangkat dari novel yang berjudul sama karangan Buya Hamka. Film ini juga dimainkan oleh beberapa bintang film terkenal.          

      Film yang berlatar tahun 1930-an ini menghabiskan biaya produksi yang tinggi, film tenggelamnya kapal van der wijck menjadi film termahal yang pernah diproduksi oleh Soraya Intercine Films. Sedangkan untuk proses pembuatannya sendiri memakan waktu 5 tahun, dan penulisan skenarionya mencapai 2 tahun.      

    

     Tenggelamnya Kapal Van der Wijck mengisahkan tentang cinta dari seorang Zainudin dengan Rangkayo (Hayati) yang terhalang oleh adat istiadat minang, karena Ibu Zainudin berdarah bugis dan ayahnya berdarah minang, statusnya dalam masyarakat minang yang bernasabkan garis keturunan Ibu tidak diakui. Oleh sebab itu, ia tidak dianggap memiliki pertalian darah lagi dengan keluarganya di Minangkabau.

   
      Dan pada akhirnya lamaran Zainudin ditolak oleh keluarga Hayati, dan Hayati dipaksakan untuk menikahi Aziz, seorang bangsawan kaya. Akibat lamaran yang ditolak, Zainudin memutuskan untuk pergi dari tanah minang dan hidup ditanah jawa demi bangkit dari keterpurukan cintanya. Dia berkerja keras, dan membuka lembaran hidup baru. Akhirnya dia menjadi seorang penulis yang terkenal dengan karya-karyanya.
  
      Disaat Zainudin sedang naik daun, Hayati dan suaminya Aziz sedang ditimpa banyak cobaan. Akhirnya akibat hutang Aziz yang begitu banyak, dia dan Hayati pun jatuh bangkrut. Disaat Aziz jatuh bangkrut, dia dan Hayati Bertemu dengan Zainudin di tempat kediamannya, dan Aziz dan Hayati menetap disana. Beberapa minggu kemudian Aziz meninggal dunia, dan meninggalkan Hayati sebagai jandanya. Hayati pun dipulangkan Zainudin ke kampung halamannya dengan membelikan tiket kapal Van der Wijck. Dan kapal itu pun tenggelam, tanpa diduga.

    
     Film yang bisa dibilang menghabiskan dana yang cukup mahal ini, juga memiliki beberapa kekurangan juga. Judul film ini "Tenggelamnya kapal Van der Wijck" tidak sesuai dengan adegan di filmnya, karena adegan kapal tenggelamnya hanya beberapa menit saja, dan tidak ada penjelasan khusus mengenai penyebab kapal itu tenggelam. Dan beberapa Efek tenggelamnya kapal itu terlalu kurang nyata. Tetapi di film ini juga menampilkan beberapa budaya indonesia, terutama budaya minang, dan memuat banyak nilai moral yang bisa diambil oleh para penonton.

     Nilai-nilai moral yang bisa kita ambil dari film ini yaitu janganlah kita putus asa dan menyerah karena satu masalah besar, melainkan mulailah kembali merajut kehidupan yang baru dengan penuh semangat dan ketekunan. Jika masalah dimasa lalu datang dan kembali lagi kehidupan kita, jangan biarkan masalah itu menghancurkan kehidupan kita lagi. Dan juga jangan biarkan kehidupan kita dihalang-halangi oleh sesuatu, karena jangan sampai nanti kita menyesal karna suatu paksaan dari orang lain atau adat.

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Tenggelamnya_Kapal_Van_der_Wijck_%28film%29